MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER

 

Nama: Wa Ode Adelia Widiastuti

NIM: B1A118037


Definisi Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefinisikan sebagai jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian, terutama pendapatan nasional dan laju perubahan harga.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter pada dasarnya menggambarkan bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan akhir yang ditetapkan. Secara spesifik, Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah “the process through which monetary policy decisions are transmitted into changes in real GDP and inflation”. 


Pentingnya Transmisi Moneter Bagi Teori dan Kebijakan Moneter

Yang pertama adalah untuk mengetahui saluran transmisi mana yang paling dominan dalam ekonomi untuk dipergunakan sebagai dasar bagi perumusan strategi kebijakan moneter. Yang kedua adalah untuk mengetahui seberapa kuat dan lamanya tenggat waktu masing-masing saluran transmisi tersebut bekerja, baik dari sejak tindakan moneter dilakukan bank sentral ke perubahan masing-masing saluran maupun dari saluran ttransmisi ke perubahan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.


Saluran Transmisi Kebijakan Moneter

Kajian mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter pada mulanya mengacu pada peranan uang dalam perekonomian, yang pertama kali dijelaskan oleh Quantity Theory of Money (Fisher, 1911).

1. Saluran suku bunga pasar

Saluran suku bunga (interest rate channel) lebih menekankan pentingnya aspek harga di pasar keuangan terhadap berbagai aktivitas ekonomi di sector riil. Dalam kaitan ini, kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan berpengaruh terhadap perkembangan berbagai suku bunga di sector keuangan dan selanjutnya akan berpengaruh pada tingkat inflasi dan output riil.



2. Saluran kredit
Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui saluran kredit didasarkan pada asumsi bahwa tidak semua simpanan masyarakat dalam bentuk uang beredar (M1, M2) oleh perbankan selalu disalurkan sebagai kredit kepada dunia usaha. Dengan kata lain, fungsi intermediasi perbankan tidak  selalu berjalan normal, dalam arti bahwa kenaikan simpanan masyarakat tidak selalu diikuti dengan kenaikan secara proporsional pada kredit yang disalurkan oleh perbankan. Oleh karena itu, yang lebih berpengaruh terhadap ekonomi riil adalah kredit perbankan dan bukanlah simpanan masyarakat yang tercermin dalam jumlah uang beredar.


Pada tahap pertama, interaksi antara bank sentral dengan perbankan terjadi di pasar uang rupiah. Interaksi ini terjadi karena di satu sisi bank sentral melakukan operasi moneter untuk pencapaian sasaran operasionalnya baik berupa uang primer (B) ataupun suku bunga jangka pendek, sementara di sisi lain bank-bank melakukan transaksi di pasar uang untuk pengelolaan likuiditasnya. Yang kedua, adalah melalui perkembangan konsumsi, yaitu pengaruh suku bunga kredit, terhadap konsumsi sector rumah tangga baik karena efek substitusi (substitution effect) maupun efek pendapatan (income effect). Pengaruh melalui investasi dan konsumsi tersebut akan berdampak pada besarnya permintaan agregat dan pada akhirnya akan menentukan tingkat inflasi dan output riil dalam ekonomi.


3. Saluran harga asset

Selain pengaruh melalui nilai tukar terhadap asset valuta asing, kebijakan moneter juga berpengaruh terhadap perkembangan harga-harga asset lain, baik harga asset finansial seperti yield obligasi dan harga saham saham, maupun harga asset fisik khususnya harga property dan emas.


Mekanisme transmisi melalui saluran harga asset ini terjadi melalui pengaruhnya terhadap permintaan konsumsi bagi para investor, baik karena perubahan kekayaan yang dimiliki (wealth effect) maupun perubahan tingkat pendapatan yang dikonsumsi (disposable income) yang timbul dari penerimaan hasil penanaman asset finansial dan asset fisik tersebut (substitution and income effects).


4. Saluran nilai tukar

Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui saluran nilai tukar (exchange rate channel) menekankan pentingnya pengaruh perubahan harga asset finansial terhadap berbagai aktivitas ekonomi. Dalam kaitan ini, pentingnya saluran nilai tukar dalam transmisi kebijakan moneter terletak pada pengaruh asset finansial dalam bentuk valuta asing yang timbul dari kegiatan ekonomi suatu negara dengan negara lain.

Pada tahap awal, kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan berpengaruh baik secara langsung terhadap perkembangan nilai tukar di pasar valuta asing. Pada tahap selanjutnya, pengaruh nilai tukar terhadap inflasi juga dapat terjadi baik secara langsung (direct exchange rate pass-through) maupun secara tidak langsung (indirect exchange rate pass-through).

 

5. Saluran ekspektasi

Dengan semakin meningkatnya ketidakpastian dalam ekonomi dan keuangan, saluran ekspektasi (expectation channel) semakin penting dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter ke sector riil. Para pelaku ekonomi, dalam menentukan tindakan bisnisnya, akan mendasarkan pada prospek ekonomi, dalam  menentukan tindakan bisnisnya, akan mendasarkan pada prospek ekonomi dan keuangan ke depan.


Di sector keuangan, seperti dijelaskan sebelumnya, kebijakan moneter bank sentral akan mempengaruhi perkembangan suku bunga jangka pendek (misalnya SBI dan PUAB), yang selanjutnya melalui transmisi saluran suku bunga akan berpengaruh pada perkembangan suku bunga perbankan (deposito dan kredit) serta melalui transmisi saluran nilai tukar akan berpengaruh terhadap perkembangan nilai tukar.


6. Saluran perilaku risk taking

Borio dan Zhu (2012): terdapat saluran baru, yaitu risk taking channel.

  • Penurunan suku bunga akan meningkatkan persepsi harga asset dan potensi keuntungannya.
  • Penurunan suku bunga akan meningkatkan ilusi uang terhadap kepemilikan asset yang disebabkan oleh sticky rate return.
  • Transparansi bank sentral akan mengurangi ketidakpastian di masa depan dan menurunkan premi risiko.


7.  Saluran neraca perusahaan

Saluran neraca perusahaan (firms balance sheet channel) pada umumnya memfokuskan pada dua pertanyaan penting dalam transmisi kebijakan moneter. Pertama, apakah kondisi neraca berperan penting dalam mempengaruhi keputusan investasi perusahaan. Kedua, bagaimana kebijakan moneter berpengaruh terhadap kondisi neraca perusahaan dan keputusan investasi mereka.

Untuk kasus Indonesia, beberapa studi telah dilakukan sebelumnya dalam konteks pengujian kendala keuangan dalam keputusan investasi perusahaan. Hariss dkk (1994) dan Goeltom (1995) menggunakan model akselerator dalam perilaku investasi dengan menggunakan data panel perusahaan manufaktur selama periode 1983-1989 untuk menyelidiki apakah liberalisasi keuangan telah mengurangi kendala keuangan dalam keputusan investasi perusahaan.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Teori Ekonomi Kelembagaan Baru (New Institutional Economic)

Mengenal Lebih Dekat Teori Ekonomi Moneter