Mengenal Lebih Dekat Teori Ekonomi Kelembagaan Baru (New Institutional Economic)
Resume Tugas
Kuliah Ekonomi Politik dan Regulasi
Nama : Wa Ode Adelia Widiastuti
NIM : B1A118037
Mengenal Lebih Dekat Teori
Ekonomi Kelembagaan Baru (New Institutional
Economic)
Akhir-akhir ini perdebatan pemikiran ekonomi yang mainstream dan non-mainstream
kembali menarik. Salah satunya adalah perdebatan Ilmu Ekonomi Kelembagaan Lama (Old
Institutional
Economics
atau OIE), Ekonomi Neo Klasik (Neo Clasical Economcis atau NCE) dan Ekonomi Kelembagaan Baru (New Institutional
Economics
atau NIE).
Teori OIE merupakan cabang Ilmu Ekonomi yang tidak memiliki teori dasar ekonomi ortodoks ekonomi klasik ataupun neoklasik. Mereka
menentang pemikiran neoklasikal karena dianggap
tidak memasukkan sisi-sisi humanistic
dalam pendekatannya (Haris, et al., 1995 dan North, 1990). Mereka mengatakan bahwa teori OIE bukan lembaga secara fisik melainkan perilaku ekonomi yang didorong oleh pertimbangan dan perasaan yang secara umum berlaku dalam keadaan dan waktu tertentu.
Sedangkan teori NCE masih mendominasi sebagai mainstream pemikiran ekonomi yang masih menekankan kepada mekanisme pasar. NCE dibangun dengan pendekatan teori dan banyak menggunakan asumsi- asumsi. Asumsi tersebut antara lain adanya informasi yang sempurna (perfect information) yang didapatkan
oleh pelaku ekonomi dan tidak adanya biaya transaksi (zero transaction cost).
Teori NIE hadir karena mampu memodifikasi, mengembangkan, dan membuka kotak hitam (black
box) dari lemahnya aplikasi penggunaan teori NCE di dalam memecahkan persoalan persoalan
ekonomi dalam
dunia nyata. NIE mengambarkan adanya ketidaksempurnaan informasi dan adanya biaya transaksi. Dalam
pandangan NIE, perlu adanya usaha-usaha untuk meminimalkan biaya transaksi. Ada tiga alasan yang mendasari pentingnya peran NIE. Pertama, NIE merupakan suatu teori yang muncul dengan kerangka NCE, tetapi menawarkan jawaban untuk menyempurnakan dan mengembangkan teori tersebut. Kedua, NIE penting dalam konteks kebijakan ekonomi tahun 90-an karena NIE menentang dominasi peran pasar oleh kaum ortodoks NCE. Ketiga, NIE penting karena merupakan teori yang dibangun dengan menyesuaikan perubahan institusi dalam kaitannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Furubotn and Richter, 1993 dan Harris, et al.,1995).
Pada tahun 2000,
Williamson telah memperkenalkan evolusi teori NIE melalui
empat level analisis
sosial seperti di Gambar
1. Garis panah
penuh menunjukkan hubungan antara yang lebih tinggi dan
yang lebih rendah
di mana level
yang lebih tinggi
menentukan kendala pada level di
bawahnya. Garis panah
putus-putus menunjukkan hubungan berkebalikan yang menghubungkan level
lebih rendah dan
level lebih tinggi.
Williamson (2000) menjelaskan level kelembagaan paling awal adalah level I, yaitu teori sosial (social theory) yang merupakan aturan informal yang telah melekat dalam masyarakat, seperti tradisi, agama, norma, adat, dan konvensi keterkandungan atau mindset (embeddedness). Analisis level I sangat dipengaruhi
oleh sejarah ekonomi dan ilmu
pengetahuan sosial lainnya.
Pada level ini, perubahan terjadi sangat lambat,
spontan, dan alamiah pada
hitungan abad sampai
milenium.
Menurut Williamson, level II terkait dengan lingkungan kelembagaan (institutional environment). Level II menekankan ekonomi kepemilikan (economics of property rights) yang terdiri dari aturan main (hukum), politik dan birokrasi yang meliputi fungsi eksekutif, legislatif, hukum, maupun fungsi birokrasi pemerintahan. Definisi hak milik (property
rights) dan hukum kontrak (contract
law) merupakan gambaran penting. Pada level ini biasanya disebut ‘level aturan main hak dan kewajiban’ atau ‘level menuju lingkungan kelembagaan ekonomisasi order pertama’.
Level III menekankan struktur tata kelola yang menekankan kontrak dan biaya transaksi (transaction cost economics). Meskipun hak milik tetap penting, fungsi sistem hukum mendefinisikan hukum kontrak dan perlindungan kontrak tidak bisa diabaikan. Pada level ini, biasanya disebut level bagaimana aturan main hak dan
kewajiban dimainkan atau ‘level menuju struktur tata kelola ekonomisasi order kedua’.
Level IV menekankan efisiensi sumber daya dan struktur insentif yang merupakan kerangka kerja neoklasik.
Analisis marjinal dikembangkan di mana digambarkan sebagai fungsi produksi. Penyesuaian harga dan output bersifat lebih atau kurang kontinu. Pada level ini, biasanya disebut ‘level menuju kondisi marjinal eonomisasi order ketiga’.
Model Williamson Empat Level Analisis Sosial dalam struktur ekonomi institusional baru dapat dilihat sebagai berikut:
Ekonomi kelembagaan baru dapat digunakan untuk memahami: (1) kompleksitas pengelolaan kebijakan organisasi publikyang berkelanjutan dan sekaligus dapat dijadikan ”umbrella” bagi masalah yang terjadi dalam kebijakan organisasi publik di Indonesia, (2) sistematisasi aturan-aturan yang menyangkut persoalan kewenangan, organisasi, penatausahaan, sumber daya manusia, keuangan, hubungan hierarki, pengawasan, serta prosedur perencanaan dan administrasi.
Bismillah headshot
BalasHapus